Tuesday, November 11, 2003



Suatu ketika terdapat sebuah pulau tempat tinggal seluruh perasaan: Kebahagiaan,Kesedihan, Pengetahuan dan masih banyak lagi yang lain, termasuk diantaranya Cinta. Suatu hari diumumkan kepada seluruh perasaan bahwa pulau tersebut tidak lama lagi akan tenggelam,sehingga seluruh perasaan yang ada segera mempersiapkan perahunya untuk pergi.

Cinta ingin terus bertahan hingga detik terakhir. Saat pulau hampir tenggelam barulah Cinta berpikir untuk minta bantuan.Kekayaan lewat didepannya dengan kapalnya yang megah,Cinta berkata,"Kekayaan bolehkah aku pergi bersamamu ?" Kekayaan menjawab," Tidak bisa, kapalku penuh dengan emas permata,tidak ada lagi ruang yang tersisa."

Cinta memutuskan untuk bertanya kepada Kesombongan yang melewatinya dengan kapalnya yang indah." Kesombongan,tolong selamatkan aku!" "Cintaku sayang, aku tidak bisa membantumu. Kamu basah sekali, nanti merusak kapalku yang indah.

Kesedihan tampak berlayar di dekat pulau. Cinta punberteriak,"Kesedihan izinkan aku pergi bersamamu." "Aduh.....Cinta,
aku terlalu sedih. Sekarang aku hanya ingin menyendiri, kamu tidak bisa ikut denganku."

Setelah beberapa saat,Kebahagiaan tampak di kejauhan, tetapi dia terlalu bahagia sehingga tidak mendengar saat Cinta
memanggilnya. Tiba - tiba terdengar suara "Cinta ikutlah denganku." Muncullah sosok tua dengan kapalnya yang tidak kalah tua namun berkesan agung dan anggun berwibawa. Cinta merasa sangat bersyukur, langsung naik ke kapal. Akibat terlalu girang bisa selamat dari Pulau Perasaan yang tenggelam, saat mencapai daratan kering, Cinta lupa menanyakan sosok tersebut hingga sosok tua itu hilang menjauh ditelan cakrawala, melanjutkan perjalanannya.

Sadar betapa besar utang budinya kepada sosok tua tersebut,Cinta pun bertanya kepada Pengetahuan, sesepuh para perasaan yang ditemuinya di pulau itu." Siapakah yang telah menolongku?" " Dia adalah Waktu," jawab Pengetahuan. " Waktu?" tanya Cinta tak percaya" Tapi mengapa Waktu bersedia menolongku ?" Pengetahuan tersenyum bijak dan menjawab ."Karena hanya Waktu yang dapat memahami betapa besar arti sebuah Cinta ."

Author: Unknown
posted by Fe' at 12:04:00 PM,


Wednesday, September 24, 2003



Menjalin cinta kasih, bagaimana caranya? Berikut ini merupakan panduan dalam menjalin, mempertahankan, dan memperkuat cinta kasih. Tapi ada satu yang perlu diingat, niat menjalin cinta semuanya karena-Nya semata, karena dari-Nya sumber segala cinta... tak akan ada kata kecewa karena cinta.. apalagi menjual Dia karena cinta... Sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat berseru, 'Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali perlindungan-Ku"

1. Nyatakan Cinta. Katakanlah cinta kalau kita mencintai seseorang. Sulit mengatakannya? Tunjukkan saja pernyataan cinta melalui amal perbuatan/tingkah laku yang nyata, atau apa saja, mungkin dengan sekuntum bunga? Katakan dan tunjukkan Cinta yang sesungguhnya.. cinta yang karena-Nya, yang jauh dari kepentingan duniawi. Jangan sampai orang yang kita cintai tidak mengetahui bahwa kita mencintainya. Kata nabi, Jika salah satu diantara kamu mencintai saudaranya karena Allah maka hendaklah ia menyatakan padanya, karena hal itu lebih mengekalkan persatuan dan lebih menguatkan kasih sayang. I love you Mom, I love you Dad, I Love you my Sister/Brother, I Love you friends, I love you Honey... I love you all...

2. Silaturahmi dan mendoakan. Temuilah dan kunjungilah... doakan mereka yang baik-baik, dalam masalah kehidupannya, maupun keselamatan agamanya. Jika seseorang berdoa untuk saudaranya ketika yang didoakan tidak berada disisinya, maka berkatalah malaikat: "Mudah-mudahan begimu juga seperti itu". Dan Allah berfirman: "Aku dahulukan dirimu wahai hambaku" Mu'adz bin Jabalzia mendengar Rasulullah bersabda, Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, "Wajib untuk mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku dan yang saling berkunjung karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku." Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadits Abu Hurairah ra, diceritakan, "Dahulu ada seorang laki-laki yang berkunjung kepada saudara (temannya) di desa lain. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Ke mana anda hendak pergi? Saya akan mengunjungi teman saya di desa ini', jawabnya, 'Adakah suatu kenikmatan yang anda harap darinya?' 'Tidak ada, selain bahwa saya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla', jawabnya. Maka orang yang bertanya ini mengaku, "Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah kepadamu (untuk menyampaikan) bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai temanmu karena Dia."

3. Menggembirakan, lemah lembut, dan bermuka manis. Gembirakanlah bila mereka dalam kesulitan, karena dengan menggembirakannya, maka Allah akan menggembirakan kita di hari kiamat nanti. Bermuka manis, wajah berseri, tersenyum, akan menjadi sedekah bagi kita. Jangan sepelekan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan menjumpai saudaramu dengan wajah berseri-seri. Allah mencintai kelemah-lembutan dalam segala sesuatu. Bahwa Allah itu Maha Lemah-Lembut, senang kepada kelembut-an. Ia memberikan kepada kelembutan sesuatu yang tidak diberikan-Nya kepada kekerasan, juga tidak diberikan kepada selainnya.

4. Memberi hadiah dan menjamu makan. Hendaklah kalian suka memberi hadiah sebab ia akan menciptakan kasih sayang. Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilang kedengkian. Saling memberi hadiah lah kalian, niscaya kalian saling mencintai dan hilang (dari kalian) kebencian. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Jangan berteman, kecuali dengan orang mukmin, dan jangan memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa." (HR. Ahmad dihasankan oleh al-Albani) Khathabi berkata, "Yang dimaksud dengan jangan memakan makananmu, kecuali orang yang bertakwa adalah dengan cara mengundang mereka dalam suatu jamuan makan. Sebab jamuan makan bisa melahirkan rasa kasih sayang dan cinta di antara yang hadir"

5. Menjaga Rahasia dan berbaik sangka. Jagalah rahasia orang yang kau cintai. Membuka rahasia orang yang kau cintai berarti membuka rahasia diri sendiri. "Jauhilah oleh kalian berburuk sangka, karena buruk sangka adalah pembicaraan yang paling dusta" (HR.Bukhari dan Muslim). Yang dimaksud dengan berburuk sangka di sini adalah dugaan yang tanpa dasar.

6. Menjalankan hak-hak hubungan cinta kasih. Jalankanlah hak-hak dalam hubungan cinta kasih. Dengan saudara-saudara kita, hak-haknya seperti: (a) Bila bertemu, memberi salam. Mengucapkan salam merupakan ikrar kesucian yang menandakan kesukaan dan kerelaan. Kata nabi: Sebarkan salam niscaya kamu saling menyukai. Dan wajib atas kamu menjauhi rasa benci, karena rasa benci itu pemotong. Aku tidak mengatakan kepadamu tentang memotong rumput, tetapi memotong agama. Salam juga merupakan doa. (b) Bila diundang, harus memenuhi undangan (c). Bila diminta nasehat, beri nasehat (d). Bila bersin, menimpali dengan doa Yarhamukallah (e). Bila sakit, harus ditengok (f). Bila meninggal, mengantarkannya/berta'ziah. Dengan ibu/bapak kita, hak-haknya seperti: memenuhi panggilannya dengan kata-kata yang baik. Dengan istri/suami kita, hak-haknya seperti: istri mendapatkan pakaian dan makanan yang baik dari suaminya, suami tidak mengijinkan istrinya memasukkan tamu yang tidak disukai suaminya.

Mudah-mudahan dengan panduan jalinan cinta kasih ini, kita bisa sampai pada tingkat Ikatan Hati...

Author: Vefe
posted by Fe' at 3:14:00 PM,


Wednesday, September 10, 2003



Sangat indah bila kita yang hidup di dunia ini semuanya dalam jalinan cinta. Tiada permusuhan, peperangan, terorisme dsb. Dunia menjadi aman dan damai dengan cinta. Lalu, dari diri kita sendiri sampai sejauh mana kita sudah menjalin cinta? Hanya sebatas kenal? Say hello? atau...? Ada empat tahap dalam proses menjalin cinta ini:

1. Saling Mengenal (Ta'aruf). Tak kenal maka tak sayang. Ya, kenal merupakan tahap awal dalam menjalin cinta dan kasih sayang. Dia menciptakan kita bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan berbeda warna kulit agar kita saling mengenal.. dan menjalin cinta kasih. Kita mencintai orang tua, kekasih, saudara, teman, karena kita mengenal mereka dan mereka juga mengenal kita. Begitu juga bila kita mencintai Tuhan dan Rasul kita, maka kita harus mengenal-Nya.. mengenal Rasul-Nya.

2. Saling Memahami (Ta'afum). Dari kenal kita kita akan menuju ke tahap memahami. memahami karakteristiknya, stylenya, kebiasaannya, kemampuannya, kelebihannya, kekurangannya, semuanya....

3. Saling Menolong (Ta'awun). Dari memahami maka akan menuju menjalin kasih ke tahap saling menolong. Baik itu materi maupun nonmateri. Jika kita memahami kesulitannya maka kita menolongnya, jika kita memahami kekurangannya maka kita melengkapinya. Jika kita memahami keburukannya maka kita bisa menasihatinya, dengan kesabaran dan kebenaran. Saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, bukan dalam dosa dan pelanggaran.

4. Ikatan Hati (Ta'liful Qulub). Tahap yang paling tinggi dalam menjalin kasih adalah ikatan hati. Ibarat kasih seorang ibu kepada kita anaknya, ibarat cinta seseorang kepada pasangan jiwanya. Ibarat cinta Rasul kepada kita umatnya, dan ibarat cinta-Nya kepada kita hamba-Nya. Rasa satu hati, satu jiwa, dan satu tubuh.. Seorang muslim dengan muslim lainnya adalah bersaudara, ibarat satu tubuh yang bila salah satu terluka maka yang lain akan ikut terluka.. saling mengkhawatirkan.. saling peduli... begitu indahnya ikatan hati dalam menjalin cinta kasih... dengan berlandaskan Ridho-Nya semata.. berpegang erat pada Tali (agama)-Nya...

Ehmm.. itulah tahapan menjalin cinta kasih. Cara-cara dalam menjalin cinta kasih, bersambung ke bagian dua... :D

Author: Vefe
posted by Fe' at 11:42:00 AM,


Wednesday, August 20, 2003



"Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan" kata seorang istri kepada suaminya sambil menyodorkan majalah tersebut. "Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana mengubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia....."

Sang suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.

"Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman... Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir..... "Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya. "Oh tidak, lanjutkan..." jawab suaminya. Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis di atas meja dan berkata dengan bahagia

"Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu". Dengan suara perlahan suaminya berkata "Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin mengubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang.... ". Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan Cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya... Ia menunduk dan menangis.....*

Cinta yang sederhana, cinta yang apa adanya, cinta yang tidak macam-macam, cinta yang tidak diada-ada. Cinta yang sederhana ibarat air gunung yang turun mengalir ke laut tanpa mengeluh menempuh perjalanan dari gunung ke laut. Bukanlah sebaliknya, cinta yang komplek seperti air yang kita tuangkan dari bawah ke tungku di atas menara air, yang membutuhkan pompa atau alat bantu lainnya. Cinta yang sederhana, bukan hanya sekedar kata-kata cinta yang diucapkan dari bibir yang indah, tapi dari tingkah laku nyata yang indah.

Cinta yang sederhana tidak pernah ada kata menuntut, karena cinta adalah kekuatan dan pengorbanan, tanpa dituntut cinta bisa mengubah dengan sendirinya. Yang lemah bisa menjadi kuat, yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, yang tidak ada bisa menjadi ada dst. Orang yang jatuh cinta pasti ada perubahan diri. Yang biasanya makan sendiri lebih nikmat, menjadi lebih nikmat lagi bila makan berdua. "Apakah cintaku juga sedang memakan makanan enak yang aku makan? Kalau tidak, aku tidak akan memakannya, dan akan kubawakan untuknya"

Ya, cinta itu tidak diam... cinta yang sederhana ibarat awan yang berubah menjadi titik-titik air hujan. Karena cinta kepada Tuhannya, mahluk yang bernama awan bisa menjadi hujan, karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, kaum mukmin yang berada di Mekkah berpindah ke Madinah, karena cinta Romeo dan Juliet, mereka dari hidup menjadi matinya. Karena cinta ibu bapak, kita dari tiada menjadi ada seperti sekarang ini. Itulah cinta yang sederhana... cinta yang bukan cinta biasa, tapi cinta yang luar biasa...

aku ingin mencintaimu dengan sederhana..
seperti kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana..
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada *



Author: Vefe (*unknown)
posted by Fe' at 8:31:00 AM,


Wednesday, August 13, 2003



Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi
dikatakan kosong oleh si sopir. kemudian ia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.

Setahun sudah lewat sejak Susan, 34, menjadi buta. Gara-gara salah diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustrasi dan rasa kasihan pada diri sendiri.

Sebagai wanita yang independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang disekelilingnya.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?" dia bertanya-tanya, hatinya mengeras karena marah. Tetapi, betapapun seringnya ia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu -- penglihatannya takkan pernah pulih lagi.

Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustrasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus.

Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaan. Mark bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya.

Akhirnya Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi ke kota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak dipinggir kota yang berseberangan.

Mula - mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru -- membuat mereka terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan dalam hati. tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah membuatnya merasa tidak enak.

Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi. "Aku buta!" tujasnya dengan pahit. "Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku" Mark sedih mendengar kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan, sampai Susan hafal dan bisa pergi sendiri.

Dan itulah yang terjadi. Selama 2 minggu penuh Mark, menggunakan seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan bagimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus dan menyisakan 1 kursi kosong untuknya. Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya.

Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya; wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.

Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang diri. Tibalah hari senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi kawannya 1 bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi kearah yang berlawanan.

Senin, Selasa, Rabu, Kamis ... Setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil! ia mampu berangkat kerja tanpa dikawal. Pada hari Jum'at pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata :"wah, aku iri padamu". Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untk menjalani hidup?

Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir, "Kenapa kau bilang kau iri kepadaku?" Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu". Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya."Apa maksudmu?" Kau tahu minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung". kata sopir itu.

Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri -- hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.

Author: Unknown
posted by Fe' at 10:12:00 AM,


Monday, August 04, 2003



Bermesraan, itulah yang membuat hubungan suami-istri terasa indah dan nikmat. Caranya? Dalam berkomunikasi, ada dua jenis lambang yang bisa dipergunakan, yaitu lambang verbal dan lambang non verbal. Menurut penelitian Profesor Birdwhistell, maka nilai efektifitas lambang verbal dibanding non verbal adalah 35:65. Jadi, justru lambang non verbal yang lebih efektif dalam menyampaikan pesan.

Bermesraan, adalah upaya suami istri untuk menunjukkan saling kasih sayang dalam bentuk verbal. Sentuhan tangan dan gerak tubuh lainnya, adalah termasuk lambang non verbal ketika suami berkomunikasi dengan istrinya. Komunikasi verbal semata belumlah efektif jika belum disertai oleh komunikasi non verbal, dalam bentruk kemesraan tersebut. Rasulullah saw pun merasakan pentingnya bermesraan dengan istri, sehingga beliau pun mempraktekkannya untuk menghias hari-hari dalam keluarganya, yang tecermin seperti dalam hadis-hadis berikut:

1. Tidur dalam satu selimut bersama istri
Dari Atha' bin Yasar: "Sesungguhnya Rasulullah saw dan 'Aisyah ra biasa mandi bersama dalam satu bejana. Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut dengan 'Aisyah, tiba-tiba 'Aisyah bangkit. Beliau kemudian bertanya, 'Mengapa engkau bangkit?' Jawabnya, 'Karena saya haidh, wahai Rasulullah.' Sabdanya, 'Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali kepadaku.' Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau." (HR Sa'id bin Manshur)

2. Memberi wangi-wangian pada auratnya
'Aisyah berkata, "Sesungguhnya Nabi saw apabila meminyaki badannya, beliau memulai dari auratnya dan mengolesinya dengan nurah (sejenis bubuk pewangi), dan istrinya meminyaki bagian lain seluruh tubuhnya. (HR Ibnu Majah)

3. Mandi bersama istri
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Aku biasa mandi bersama dengan Nabi saw dengan satu bejana. Kami biasa bersama-sama memasukkan tangan kami (ke dalam bejana)." (HR 'Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah)

4. Disisir istri
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Saya biasa menyisir rambut Rasulullah saw, saat itu saya sedang haidh".(HR Ahmad)

5. Meminta istri meminyaki badannya
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Saya meminyaki badan Rasulullah saw pada hari raya 'Idul Adh-ha setelah beliau melakukan jumrah 'aqabah." (HR Ibnu 'Asakir)

6. Minum bergantian pada tempat yang sama
Dari 'Aisyah ra, dia berkata, "Saya biasa minum dari muk yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil muk tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau minum, kemudian saya mengambil muk, lalu saya menghirup isinya, kemudian beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya." (HR 'Abdurrazaq dan Sa'id bin Manshur)

7. Membelai istri
"Adalah Rasulullah saw tidaklah setiap hari melainkan beliau mesti mengelilingi kami semua (istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai kami dengan tidak mencampuri hingga beliau singgah ke tempat istri yang beliau giliri waktunya, lalu beliau bermalam di tempatnya." (HR Ahmad)

8. Mencium istri
Dari 'Aisyah ra, bahwa Nabi saw biasa mencium istrinya setelah wudhu', kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi wudhu'nya."(HR 'Abdurrazaq)
Dari Hafshah, putri 'Umar ra, "Sesungguhnya Rasulullah saw biasa mencium istrinya sekalipun sedang puasa." (HR Ahmad)

9. Tiduran di Pangkuan Istri
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Nabi saw biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haidh, kemudian beliau membaca al-Qur'an." (HR 'Abdurrazaq)

10. Memanggil dengan kata-kata mesra
Rasulullah saw biasa memanggil Aisyah dengan beberapa nama panggilan yang disukainya, seperti 'Aisy, dan Humaira (pipi merah delima).

11. Mendinginkan kemarahan istri dengan mesra
Nabi saw biasa memijit hidung 'Aisyah jika ia marah dan beliau berkata, "Wahai 'Uwaisy, bacalah do'a: 'Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan." (HR Ibnu Sunni)

12. Membersihkan tetesan darah haidh istri
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Aku pernah tidur bersama Rasulullah saw di atas satu tikar ketika aku sedang haidh. Bila darahku menetes ke tikar itu, beliau mencucinya di bagian yang terkena tetesan darah dan beliau tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau shalat di tempat itu pula, lalu beliau berbaring kembali di sisiku. Bila darahku menetes lagi ke tikar itu, beliau mencuci di bagian yang terkena darah itu saja dan tidak berpindah dari tempat itu, kemudia beliau pun shalat di atas tikar itu." (HR Nasa'i)

13. Bermesraan walau istri haidh
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, "Saya biasa mandi bersama Rasulullah saw dengan satu bejana, padahal kami sama-sama dalam keadaan junub. Aku biasa menyisir rambut Rasulullah ketika beliau menjalani i'tikaf di masjid dan saya sedang haidh. Beliau biasa menyuruh saya menggunakan kain ketika saya sedang haidh, lalu beliau bermesraan dengan saya." (HR 'Abdurrazaq dan Ibnu Abi Syaibah)

14. Memberikan hadiah
Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata, "Ketika Nabi saw menikah dengan Ummu Salamah, beliau bersabda kepadanya, 'Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu." Ia (Ummu Kultsum berkata, "Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah saw, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan kepada masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah." (HR Ahmad)

15. Segera menemui istri jika tergoda
Dari Jabir, sesungguhnya Nabi saw pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ke tempat Zainab, lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu keluar dan bersabda, "Wanita, kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa setan....Bila seseorang di antara kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi istrinya, karena pada diri istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu." (HR Tirmidzi)

Begitu indahnya kemesraan Rasulullah saw kepada para istrinya, memberikan gambaran betapa Islam sangat mementingkan komunikasi non verbal ini, karena bahasa tubuh ini akan lebih efektif menyatakan cinta dan kasih sayang antara suami istri. Nah, silakan mencoba...

Author: Ira Istadi
posted by Fe' at 9:50:00 AM,


Vefe,2003 @ Bogor, Indonesia

  Contents       

Surat Terakhir Seorang...
Duhai Suamiku
Bukan Romantisme Biasa
Tujuh Tanda Cinta
Cinta Yang Terhebat
Pencarian Cinta
Three Words
Manajemen Stress
Tidak Cukup Hanya Cinta
Bermesraan Ala Rasulullah
...Cinta
Cinta Yang Sederhana
Menjalin Cinta Kasih #1
Menjalin Cinta Kasih #2
Yang Memahami Arti Cinta


next...
Kedewasaan
Cintaku Cintamu
Beautiful Girl
Pernikahan

  Words       

Tiga golongan yang ditolong Allah: Orang yang berjihad, Budak yang membeli dirinya, dan Orang yang menikah karena menjaga diri dan kehormatannya


Dua nikmat Allah yang sering kita lupa:
nikmat waktu/kesempatan dan nikmat sehat


Tiga sifat yang menjauhkan kita dari surga: Sombong (menolak kebenaran & merendahkan orang lain), Serakah, dan Iri dengki

  Shout       
Nama :
Web Url :
Komentar :
 

  Links       

NonoFajar  |  Lala  |
liefdeT||k@  |  dre  |
Feby  |  astree  |
Kukuruyuk  |   Tyaz  |
truegossiper | Achmadbiz|
| -inex-Deckydhea |
| arb3icluveradith |
| Kikie |

  Last Referer  

 

  Credit